Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sebagai pelabuhan terbesar kedua di Indonesia, dihadapkan kepada suatu tingkat kebutuhan suatu jasa pelabuhan yang dari tahun ke tahun meningkat, baik untuk pelayanan kegiatan eksport dan import maupun untuk antar pulau.
Tuntuan akan jasa pelabuhan yang terus meningkattersebut yang sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari, harus diimbangi dengan penyediaan fasilitas-fasilitas pelabuhan yang sempurna.
Namun demikian, mengingat bahwa pelabuhan-pelabuhan di Indonesia seperti halnya Tanjung Perak Surabaya masih merupakan pelabuhan padat-karya (Labour Intensive), maka sejalan dengan pembangunan fasilitas dilaksanakan pula usaha-usaha peningkatan kapasitas kerja buruh pelabuhan.
UKA pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang merupakan wadah dan pengelola tunggal bagi buruh pelabuhan telah dapat meningkatkan taraf hidup buruh pelabuhan hingga pada kebutuhan fisik minimum yang wajar, antara lain dalam bentuk pemeliharaan kesehatan, pemberian jatah beras, pakaian kerja, transport, serta pendidikan dan latihan.
Peningkatan taraf hidup tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas kerja para buruh pelabuhan. menyadari bahwa UKA adalah tool management bagi Badan Pengusaha Pelabuhan dalam penyediaan tenaga kerja, dan juga merupakan katalisator menuju kepada pengelolaan langsung salah satu komponen pelaksana bongkar muat ini oleh Administrator Pelabuhan, maka dalam rangka lebih menyempurnakan usaha peningkatan kapasitas kerja tersebut, oleh Direktorat Jendral Pelabuhan Laut cq. Administrator Pelabuhan Tanjung Perak dilaksanakan Proyek Pembangunan Perumahan Buruh Tahap I sejumlah 150 koppel atau 300 buah rumah murah di Desa Sememi Kecamatan Tandes, dimulai pada bulan Oktober 1976 yang lalu.
Proyek ini adalah salah satu realisasi dari garis kebijaksanaan Pimpinan Direktorat Jendral Perhubungan Laut, bahwa pendekatan yang digunakan dalam membina dan mengembangkan Sub Sektor Perhubungan Laut adalah untuk mencari keseimbangan antara pengembangan sarana prasarana (Hardware) di satu fisik dan pengembangan ketrampilan dan kesejahteraan pegawai/tenaga kerja (Software).
Proyek Pembangunan Perumahan Buruh Pelabuhan.
Penempatan para buruh didalam suatu kompleks akan menjamin adanya suatu kepastian terhadap penyedia tenaga kerjaserta memudahkan kontrol dan penugasan.
Untuk Tahap Pertama ini telah selesai dibangun 150 Koppel atau 300 buah rumah dengan biaya Rp. 470.597.000,- dan akan dilanjutkan dengan pembangunan Tahap Kedua sebanyak 400 buah rumah dan tahap-tahap berikutnya yang seluruhnya diperkirakan akan menggunakan tanah seluas lebih kuran 22 Ha di Desa Sememi Kecamatan Tandes.
Type rumah yang dibangun adalah type sederhana, dengan ukuran 6.5 x 5 M per rumah atau 13 x 5 M per Koppel, dilengkapi dengan prasarana yang diperlukan didalam kompleks, seperti jalan, selokan, jembatan masuk rumah, jembatan masuk kompleks, pagar kincir angin untuk reservoir, pasar dan musholla.
Sumber : Buku Peresmian Proyek "Perumahan Buruh Tahap I dan Proyek-Proyek Sub. Sektor Perhubungan Laut" 25 April 1977
Tidak ada komentar:
Posting Komentar